Menjelajah Bukit Rhema: Cerita di Balik Ikon Gereja Ayam Yogyakarta

Bukit Rhema, yang sering disebut sebagai daya tarik wisata Yogyakarta, memiliki salah satu bangunan paling ikonik dan penuh cerita di Indonesia. Gereja Ayam, dengan bentuk menyerupai burung merpati (lebih dikenal sebagai “Gereja Ayam”), bukan hanya menjadi tujuan wisata populer tetapi juga simbol spiritualitas, ketenangan, dan keberagaman. Yuk! Bahas lebih dalam lagi tentang Bukit Rhema Gereja Ayam Jogja.

 

Sejarah Singkat Gereja Ayam.

 

Daniel Alamsjah membangun gedung ini pada tahun 1990-an setelah mendapatkan “penglihatan” tentang sebuah rumah doa yang menyerupai burung merpati. Bukit Rhema, yang sering disebut sebagai gereja, sebenarnya adalah tempat doa lintas agama yang terbuka untuk orang-orang dari berbagai kepercayaan.

Pada awalnya, tempat ini dibangun untuk menjadi rumah doa bagi mereka yang ingin menemukan kedamaian dan merenungkan diri di bukit-bukit Magelang yang hijau. Namun, karena sumber daya yang terbatas, pembangunan gereja ini terhenti. Akhirnya, bangunan setengah jadi ini disebut “Gereja Ayam”.

 

Makna Dibalik Simbol Gereja Ayam

 

Meski bentuknya menyerupai ayam, sebenarnya simbol asli dari bangunan ini adalah burung merpati, yang dalam banyak tradisi melambangkan kedamaian dan kasih sayang. Kepala burung yang menghadap ke langit melambangkan doa yang terus mengalir kepada Sang Pencipta.

 

Lokasi Gereja Ayam

 

Pada awalnya, tempat ini dibangun untuk menjadi rumah doa bagi mereka yang ingin menemukan kedamaian dan merenungkan diri di bukit-bukit Magelang yang hijau. Namun, karena sumber daya yang terbatas, pembangunan gereja ini terhenti. Akhirnya, bangunan setengah jadi ini disebut “Gereja Ayam”.

 

Bukit Rhema terletak di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah ( https://maps.app.goo.gl/7wpjtYyn2NKjdjVR9). Terletak sekitar 2,5 km dari Candi Borobudur dan sekitar 1-1,5 jam perjalanan dari pusat kota Yogyakarta.

 

Jam Buka dan Harga Tiket Masuk

 

Gereja Ayam di Bukit Rhema buka setiap hari mulai pukul 05.00 hingga 17.00 WIB. Orang paling baik datang ke gereja saat matahari terbit di pagi hari. Harga tiket masuk sekitar Rp25.000 per orang, yang mencakup akses ke lorong-lorong bersejarah, ruang doa, dan puncak mahkota Gereja Ayam untuk melihat pemandangan penuh. Anda dapat membeli tiket secara langsung di lokasi atau melalui pemesanan online.

 

Fasilitas yang ada di Gereja Ayam

 

  • Area Parkir Luas: Menyediakan ruang yang cukup untuk kendaraan pribadi dan bus wisata.
  • Shuttle Jeep: Layanan antar-jemput dari area parkir ke lokasi gereja dengan biaya Rp10.000 sekali jalan atau Rp15.000 pulang-pergi.
  • Kafetaria dan Warung Makan: Menawarkan berbagai jajanan lokal dan kopi, seperti di Kafetaria W’Dank Bukit Rhema.
  • Toilet dan Mushola: Fasilitas umum yang bersih dan terawat untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.
  • Ruang Ibadah Multireligi: Menyediakan ruang doa untuk berbagai agama, mencerminkan semangat toleransi dan kerukunan.
  • Mini Museum dan Galeri Seni: Menampilkan koleksi yang menceritakan sejarah dan nilai budaya Bukit Rhema.
  • Pusat Oleh-Oleh dan Suvenir: Menjual berbagai cendera mata khas untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.
  • Lokasi Menikmati Pemandangan: Menara pandang di bagian kepala ayam menawarkan panorama indah, ideal untuk menikmati matahari terbit atau terbenam.

 

Dengan fasilitas-fasilitas tersebut, Gereja Ayam Bukit Rhema menjadi destinasi wisata yang menarik bagi berbagai kalangan.